GEREJA YANG BERSIFAT KUDUS
Gereja adalah kudus. Gereja katolik meyakini diri
kudus bukan karena tiap anggotanya sudah kudus tetapi lebih-lebih karena
dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan, Perlu diperhatikan juga bahwa kategori “kudus”
bukan dimaksud dalam arti moral tetapi “teologi”, bukan soal baik atau
buruknya tingkah laku melainkan “hubungannya dengan Allah” dengan arti
kita lebih ditutut dekat dengan yang Ilahi itu lebih penting, sebagaimana
dinyatakan, “kamu telah memperoleh urapan dari Yang Kudus (1Yoh 2:20), yakni
dari Roh Allah sendiri (bdk. Kis 10:38). Diharapkan dari diri seorang
yang telah terpanggil kepada kekudusan seperti itu juga menanggapinya dalam
kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan kaidah-kaidah moral.
Gereja itu “kudus” karena berkat Roh Kudus yang
menjiwai-Nya, Gereja bersatu dengan Tuhan, satu-satunya yang dari diriNya
sendiri kudus. Gereja yang kudus berarti Gereja menjadi perwujudan kehendak
Allah yang Mahakudus untuk sekarang juga mau bersatu dengan manusia dan
mempersatukan manusia dalam kekudusanNya.Gereja yang kudus itu dipandang
sebagai tanda Gereja yang benar. Secara obyektif sifat “kudus” berarti bahwa
dalam Gereja adalah sarana keselamatan dan rahmat Tuhan di dunia serta
merupakan tanda rahmat yang kudus, yang akan menang secara definitif pada akhir
jaman. Secara subyektif sifat “kudus” berarti bahwa Gereja tak akan kehabisan
tanda dan orang kudus, jadi menyangkut kekudusan subyeknya.
Gereja itu
kudus karena sumber dari mana ia berasal, karena tujuan ke mana ia diarahkan,
dan karena unsur-unsur Ilahi yang otentik di dalamnya adalah kudus.
- Sumber dari mana gereja berasal adalah kudus. Gereja didirikan oleh Kristus. Gereja menerima kekudusannya dari Kristus atas doa-doaNya Tujuan dan arah Gereja dalah kudus. Gereja bertujuan untuk kemuliaan Allah dan penyelamatan umat manusia
- Jiwa Gereja adalah kudus, sebab jiwa gereja adalah Roh Kudus sendiri
- Unsur-unsur Ilahi yang otentik di dalam Gereja adalah kudus, seperti ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen
- Anggotanya adalah kudus, karena ditandai oleh Kristus melalui pembabtisan dan diserhakan kepada Kristus serta dipersatukan dalam iman, harapan, dan cinta yang kudus. Semua itu tidak berarti bahwa anggotanya selalu kudus (suci), namun ada juga yang mencapai kekudusan heroik. Semua dipanggil untuk kekudusan.
Cara Memperjuangkan Kekudusan Gereja
Kita mengimani bahwa Gereja tidak akan kehilangan kesuciannya, sebab, Kristus Putra Allah, yang bersama dengan Bapa dan Roh Kudus dipuji bahwa hanya Dialah kudus, mengasihi Gereja sebagai MempelaiNya .
Dalam hal kekudusan yang pokok bukan bentuk pelaksanaannya, melainkan sikap dasarnya. Kudus diartikan sebagai “yang dikhususkan Tuhan”. Jadi, pertama-tama “kudus” itu menyangkut seluruh bidang sacral dan keagamaan. Yang suci bukan hanya tempat, waktu, barang yang dikuduskan Tuhan atau orang, tetapi yang kudus itu Tuhan sendiri. Semua yang lain, barang maupun orang yang disebut “kudus” karena termasuk lingkup kehidupan Tuhan
Kekudusan tidak datang dari Gereja, tetapi dari Allah yang mempersatukan Gereja dengan Kristus dalam Roh Kudus. Gereja disebut kudus karena Kristus sebagai kepala menguduskan anggotaNya. Jadi, kekudusan Gereja tidak terutama diartikan secara moral, tetapi secara teologial, meyangkut keberadaan dalam lingkup hidup Allah. Anggota Gereja adalah “orang kudus” yang dipanggil untuk hidup secara kudus di tengah-tengah dunia yang tidak mengindahkan Yang Mahakudus. Gereja adalah milik Allah dan karenanya kehendak Ilahi harus ditaati di dalam Gereja dan oleh anggotanya.
Kita mengimani bahwa Gereja tidak akan kehilangan kesuciannya, sebab, Kristus Putra Allah, yang bersama dengan Bapa dan Roh Kudus dipuji bahwa hanya Dialah kudus, mengasihi Gereja sebagai MempelaiNya .
Dalam hal kekudusan yang pokok bukan bentuk pelaksanaannya, melainkan sikap dasarnya. Kudus diartikan sebagai “yang dikhususkan Tuhan”. Jadi, pertama-tama “kudus” itu menyangkut seluruh bidang sacral dan keagamaan. Yang suci bukan hanya tempat, waktu, barang yang dikuduskan Tuhan atau orang, tetapi yang kudus itu Tuhan sendiri. Semua yang lain, barang maupun orang yang disebut “kudus” karena termasuk lingkup kehidupan Tuhan
Kekudusan tidak datang dari Gereja, tetapi dari Allah yang mempersatukan Gereja dengan Kristus dalam Roh Kudus. Gereja disebut kudus karena Kristus sebagai kepala menguduskan anggotaNya. Jadi, kekudusan Gereja tidak terutama diartikan secara moral, tetapi secara teologial, meyangkut keberadaan dalam lingkup hidup Allah. Anggota Gereja adalah “orang kudus” yang dipanggil untuk hidup secara kudus di tengah-tengah dunia yang tidak mengindahkan Yang Mahakudus. Gereja adalah milik Allah dan karenanya kehendak Ilahi harus ditaati di dalam Gereja dan oleh anggotanya.
Usaha yang dapat diperjuangkan menyangkut kekudusan
anggota-anggota gereja:
saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra putri Allah:
saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra putri Allah:
- Dengan perbuatan yang kongkret : bela rasa, mengabarkan kabar gembira
(tentang )
- menjaga kekudussan gereja dengan menjaga kekudusan dalam diri (hati
nurani).dan dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi orang-orang disekitar
kita.
Memperkenalkan Hidup Heroic (bersifat pahlawan) untuk mencapai kekudusan:
Memperkenalkan Hidup Heroic (bersifat pahlawan) untuk mencapai kekudusan:
- Memberikan jasa tanpa pamrih
- Membantu sesama manusia tanpa membeda-bedakan.
Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus yang merupakan pedoman dan arah hidup kita:
Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus yang merupakan pedoman dan arah hidup kita:
- Rajin berdoa dan Rajin Kegereja.
- Merefleksikan pengalaman diri sendiri
- Membaca Kitab Suci
0 komentar:
Posting Komentar