Kangkung memang memiliki kandungan zat kimia yang bersifat sedativ (penenang). Dengan mengonsumsi kangkung,
komponen kimia tersebut akan bereaksi sehingga membuat pikiran menjadi tenang yang mengakibatkan mudah mengantuk. Namun, yang
demikian itu bukan merupakan acuan untuk membuktikan bahwa mengonsumsi kangkung dapat menyebabkan kantuk atau menjadi obat tidur tradisional yang manjur.
Respon tubuh seseorang terhadap zat sedative tersebut berbeda - beda. Ada yang mudah mengantuk saat mengonsumsi lima sendok makan kangkung, ada
pula yang tidak mengantuk sama sekali setelah menyantap satu piring tumis kangkung.
Kangkung dibutuhkan dalam porsi banyak untuk memasok kebutuhan tubuh akan betakaroten.
Hasil penelitian terhadap anak-anak
India didapat kisaran kemampuan menyerap karoten
yang berasal dari sayuran hanya 33-58 persen atau rata-rata 50 persen. Dilihat dari nilai gizinya, kangkung merupakan salah satu di antara sayuran hijau yang banyak mengandung vitamin A yang berasal dari betakaroten. Betakaroten diperkirakan memiliki banyak fungsi
yang tidak dimiliki senyawa lain. Dilihat dari intensitas warna hijaunya, daun kangkung tergolong dalam intensitas hijau
yang sedang.
Derajat kehijauan dari warna daun erat hubungannya dengan kadar karoten. Semakin hijau daun tersebut, semakin tinggi kadar karotennya. Kekurangan betakaroten tidak segera dapat dirasakan, sehingga kebutuhan unsur ini jarang menjadi perhatian. Dari sumber makanan yang dikonsumsi setiap hari, kebutuhan minimal akan betakaroten terkadang belum tercukupi. Ketidak cukupan pemenuhan kebutuhan ini biasanya karena sebagaian betakaroten rusak selama proses pengolahan, seperti halnya kerusakan vitamin lainnya selama pengolahan.
Sehingga masih di perlukan tambahan yang disuplai dari luar.
Betakaroten merupakan pro vitamin A yakni sumber penting bagi
vitamin A di dalam saluran pencernaan khususnya pada usus halus. Di dalam usus betakaroten akan mengalami penyerapan
yang kemudian di simpan di dalam sel hati. Selanjutnya betakaroten akan
di ubah menjadi vitamin A dan siap digunakan kalau dibutuhkan untuk berbagai reaksi metabolisme. Betakaroten dapat menjangkau lebih banyak bagian – bagian tubuh dalam waktu relative lebih
lama dibandingkan dengan vitamin A,
sehingga memberikan perlindungan lebih
optimal terhadap munculnya kanker. Banyak hasil penelitian para ahli kanker merekomendasikan kebutuhan tubuh akan betakaroten setiap hari ada pada kisaran 5-6 mg.
Sebagaimana vitamin lainnya, meskipun jumlahnya hanya dalam hitungan milligram, tetapi sangat diperlukan sehingga kalau tidak terpenuhi kebutuhannya dapat menimbulkan gangguan fungsi. Disamping itu, betakaroten juga dapat berfungsi sebagai penangka radikal bebas karena peran antioksidannya.
Sebagaimana vitamin lainnya, meskipun jumlahnya hanya dalam hitungan milligram, tetapi sangat diperlukan sehingga kalau tidak terpenuhi kebutuhannya dapat menimbulkan gangguan fungsi. Disamping itu, betakaroten juga dapat berfungsi sebagai penangka radikal bebas karena peran antioksidannya.
0 komentar:
Posting Komentar